1.
Budi pekerti
luhur
Budi pekerti dapat diartikan sebagai tingkah
laku yang didasari oleh niat, kehendak, pikiran tertentu dan dilakukan dengan
cara tertentu pula. Budi pekerti yang baik (luhur) adalah suatu tingkah laku
yang didasari oleh niat, kehendak, pikiran yang baik dan dilakukan dengan cara
yang baik pula. Selama budi pekerti diabaikan, maka selama itu hidup bersama
yang damai dan bahagia tidak akan pernah bisa dicapai. Karenanya budi pekerti
amat penting artinya bagi upaya menciptakan kehidupan yang damai dan harmonis.
2.
Keteladan
Rasulullah dalam pergaulan
a.
Mengucapkan
Salam dan Menjawab Salam
Salam menurut
bahasa berarti “selamat”, maksudnya berarti mendo’akan keselamatan, mendapat
keberkahan kepada orang yang diberi ucapan salam. Ucapan salam ketika bertemu
dengan teman atau orang lain sesama muslim, ucapan salam adalah do’a. Berarti
dengan ucapan salam kita telah mendoakan teman tersebut. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Wahai
orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu
lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat”. (QS. An-Nur/24: 27)
b.
Meminta Izin
Meminta izin
di sini dalam artian kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman
apabila kita hendak menggunakan barang milik teman maka kita harus meminta izin
terlebih dahulu.
c.
Menghormati
orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda
Remaja
sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih tua dan
mengambil pelajaran dari hidup mereka. Selain itu, remaja juga harus menyayangi
kepada adik yang lebih muda darinya, dan yang paling penting adalah memberikan
tuntunan dan bimbingan kepada mereka ke jalan yang benar dan penuh kasih
sayang.
d.
Bersikap
santun dan tidak sombong
Dalam
bergaul, penekanan perilaku yang baik sangat ditekankan agar teman bisa merasa
nyaman berteman dengan kita. Kemudian sikap dasar remaja yang biasanya ingin
terlihat lebih dari temannya sungguh tidak diterapkan dalam islam bahkan
sombong merupakan sifat tercela yang dibenci Allah.
e.
Berbicara
dengan perkataan yang sopan
Islam
mengajarkan bahwa bila kita berkata, utamakanlah perkataan yang bermanfaat,
dengan suara yang lembut, dengan gaya yang wajar.
f.
Tidak boleh
saling menghina
Menghina/mengumpat
hukumnya dilarang dalam Islam sehingga dalam pergaulan sebaiknya hindari saling
menghina di antara teman.
g.
Tak boleh
saling membenci dan iri hati
Rasa iri akan
berdampak dapat berkembang menjadi kebencian yang pada akhirnya mengakibatkan
putusnya hubungan baik di antara teman. Iri hati merupakan penyakit hati yang
membuat hati kita dapat merasakan ketenangan serta merupakan sifat tercela baik
di hadapan Allah dan manusia.
h.
Mengisi waktu
luang dengan kegiatan yang bermanfaat
Masa remaja
sebaiknya dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat
remaja harus membagi waktunya efisien mungkin, dengan cara membagi waktu
menjadi 3 bagian yaitu : sepertiga untuk beribadah kepada Allah, sepertiga
untuk dirinya dan sepertiga lagi untuk orang lain.
i.
Mengajak
untuk berbuat kebaikan
Orang yang
memberi petunjuk kepada teman ke jalan yang benar akan mendapatkan pahala
seperti teman yang melakukan kebaikan itu, dan ajakan untuk berbuat kebajikan
merupakan suatu bentuk kasih sayang terhadap teman.
j.
Berjabat
tangan
Banyak makna
yang dapat diberikan untuk kata berjabat tangan. Berjabat tangan dengan
bersalaman dapat menunjukkan keakraban, kerukunan, persahabatan, atau
permintaan maaf. Menurut sebuah hadis berjabat tangan dilakukan dengan menyambut
tangan dari yang menjabatnya, bukan dengan menunduk, mendekap atau memeluk.
Berjabat tangan dilakukan hanya dengan sesama mahram, maka diharamkan sesuai
hukum fikih seorang laki-laki menjabat tangan wanita yang bukan mahramnya,
begitu pula sebaliknya. “Tak pernah sekali-kali tangan Rasulullah menyentuh
tangan wanita yang tidak halal baginya”. (HR. Bukhari Muslim)
k.
Menghindari
berkhalwat (berdua-duaan dengan lawan jenis)
Khalwat
menurut bahasa berarti pengasingan diri. Rasulullah melarang perbuatan ini,
karena seorang muslim menyepi dengan wanita yang bukan mahramnya, maka setan
akan menjadi teman ketiganya. “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka janganlah bersendirian dengan seorang wanita di suatu tempat tanpa
disertai mahramnya, karena sesungguhnya yang ketiga adalah setan”. (HR. Ahmad)
Dalam hal
menjaga pandangan Allah berfirman dalam surah An-Nur ayat 30-31 yang artinya:
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya,
dan memelihara kemaluannya: yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh,
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.
Dan bukanlah
kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan
memelihara kemaluanya dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya),
kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung
kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada
suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra
mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka,
atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan
mereka, atau para perempuan (sesama Islam mereka atau hamba sahaya yang mereka
miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan
terhadap perempuan, atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan.
Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang
beriman, agar kamu beruntung”. (QS. An-Nur24: 30-31)
l.
Mencari teman
yang baik
Agar remaja
tidak terjerumus pada pergaulan bebas dan tindakan kenakalan remaja, remaja
hendaklah memilih teman yang baik dalam pergaulannya. Pergaulan akan mempengaruhi
prilaku seseorang. Orang yang berteman dengan orang yang baik kemungkinan besar
ia akan baik. Sebaliknya orang yang berteman dengan orang jahat kemungkinan
besar ia akan jahat. Karena itu remaja hendaknya memilih teman yang baik agar
ia juga ikut baik. Hal ini telah dimisalkan oleh Rasulullah saw melalui
ungkapannya: “Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (solehah) dan teman yang
jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi. Pembawa
minyak wangi mungkin akan menciptakan minyak wanginya itu atau engkau membeli
darinya atau engkau hanya akan mencium aroma harumnya itu. Sedangkan peniup api
tukang besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau
yang tidak sedap”. (HR. Bukhari)
3.
Akhlak mulia
dan akhlak tercela
a.
Akhlak mulia
: jujur, suka memberi kepada sesama, tawadhu’, tabah, tinggi cita-cita, pemaaf,
kasih sayang terhadap sesama, menghormati orang lain, qona’ah, sabar, malu,
pemurah, berani membela kebenaran, menjaga diri dari hal-hal yang haram.
b.
Akhlaktercela :
·
Keji, pintar buruk, bodoh, yaitu keadaan jiwa yang
terlalu pintar atau tidak menentukan yang benar diantara yang salah karena bodohnya.
·
Berani tapi sembrono, penakut, dan lemah, yaitu kekuatan
amarah yang tidak bisa dikekang atau tidak pernah dilakukan, sekalipun sesuai dengan
kehendak akal.
·
Rakus dan statis, yaitu keadaan syahwat yang tidak terdidik oleh akal dan syariat agama,
berarti ia bisa berlebihan atau sama sekali tidak berfungsi.
·
Aniaya, yaitu kekuatan syahwat dan amarah yang tidak terbimbing oleh hikmah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar