Senin, 30 Maret 2015

BUDI PEKERTI YANG HARUS DITANAMKAN HIZBUL WATHAN


1.       Budi pekerti luhur
Budi pekerti dapat diartikan sebagai tingkah laku yang didasari oleh niat, kehendak, pikiran tertentu dan dilakukan dengan cara tertentu pula. Budi pekerti yang baik (luhur) adalah suatu tingkah laku yang didasari oleh niat, kehendak, pikiran yang baik dan dilakukan dengan cara yang baik pula. Selama budi pekerti diabaikan, maka selama itu hidup bersama yang damai dan bahagia tidak akan pernah bisa dicapai. Karenanya budi pekerti amat penting artinya bagi upaya menciptakan kehidupan yang damai dan harmonis.

2.       Keteladan Rasulullah dalam pergaulan
a.       Mengucapkan Salam dan Menjawab Salam
Salam menurut bahasa berarti “selamat”, maksudnya berarti mendo’akan keselamatan, mendapat keberkahan kepada orang yang diberi ucapan salam. Ucapan salam ketika bertemu dengan teman atau orang lain sesama muslim, ucapan salam adalah do’a. Berarti dengan ucapan salam kita telah mendoakan teman tersebut. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat”. (QS. An-Nur/24: 27)
b.      Meminta Izin
Meminta izin di sini dalam artian kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman apabila kita hendak menggunakan barang milik teman maka kita harus meminta izin terlebih dahulu.
c.       Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda
Remaja sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih tua dan mengambil pelajaran dari hidup mereka. Selain itu, remaja juga harus menyayangi kepada adik yang lebih muda darinya, dan yang paling penting adalah memberikan tuntunan dan bimbingan kepada mereka ke jalan yang benar dan penuh kasih sayang.


d.      Bersikap santun dan tidak sombong
Dalam bergaul, penekanan perilaku yang baik sangat ditekankan agar teman bisa merasa nyaman berteman dengan kita. Kemudian sikap dasar remaja yang biasanya ingin terlihat lebih dari temannya sungguh tidak diterapkan dalam islam bahkan sombong merupakan sifat tercela yang dibenci Allah.
e.      Berbicara dengan perkataan yang sopan
Islam mengajarkan bahwa bila kita berkata, utamakanlah perkataan yang bermanfaat, dengan suara yang lembut, dengan gaya yang wajar.
f.        Tidak boleh saling menghina
Menghina/mengumpat hukumnya dilarang dalam Islam sehingga dalam pergaulan sebaiknya hindari saling menghina di antara teman.
g.       Tak boleh saling membenci dan iri hati
Rasa iri akan berdampak dapat berkembang menjadi kebencian yang pada akhirnya mengakibatkan putusnya hubungan baik di antara teman. Iri hati merupakan penyakit hati yang membuat hati kita dapat merasakan ketenangan serta merupakan sifat tercela baik di hadapan Allah dan manusia.
h.      Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat
Masa remaja sebaiknya dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat remaja harus membagi waktunya efisien mungkin, dengan cara membagi waktu menjadi 3 bagian yaitu : sepertiga untuk beribadah kepada Allah, sepertiga untuk dirinya dan sepertiga lagi untuk orang lain.
i.         Mengajak untuk berbuat kebaikan
Orang yang memberi petunjuk kepada teman ke jalan yang benar akan mendapatkan pahala seperti teman yang melakukan kebaikan itu, dan ajakan untuk berbuat kebajikan merupakan suatu bentuk kasih sayang terhadap teman.
j.        Berjabat tangan
Banyak makna yang dapat diberikan untuk kata berjabat tangan. Berjabat tangan dengan bersalaman dapat menunjukkan keakraban, kerukunan, persahabatan, atau permintaan maaf. Menurut sebuah hadis berjabat tangan dilakukan dengan menyambut tangan dari yang menjabatnya, bukan dengan menunduk, mendekap atau memeluk. Berjabat tangan dilakukan hanya dengan sesama mahram, maka diharamkan sesuai hukum fikih seorang laki-laki menjabat tangan wanita yang bukan mahramnya, begitu pula sebaliknya. “Tak pernah sekali-kali tangan Rasulullah menyentuh tangan wanita yang tidak halal baginya”. (HR. Bukhari Muslim)

k.       Menghindari berkhalwat (berdua-duaan dengan lawan jenis)
Khalwat menurut bahasa berarti pengasingan diri. Rasulullah melarang perbuatan ini, karena seorang muslim menyepi dengan wanita yang bukan mahramnya, maka setan akan menjadi teman ketiganya. “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah bersendirian dengan seorang wanita di suatu tempat tanpa disertai mahramnya, karena sesungguhnya yang ketiga adalah setan”. (HR. Ahmad)
Dalam hal menjaga pandangan Allah berfirman dalam surah An-Nur ayat 30-31 yang artinya: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya: yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.
Dan bukanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluanya dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan terhadap perempuan, atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung”. (QS. An-Nur24: 30-31)
l.         Mencari teman yang baik
Agar remaja tidak terjerumus pada pergaulan bebas dan tindakan kenakalan remaja, remaja hendaklah memilih teman yang baik dalam pergaulannya. Pergaulan akan mempengaruhi prilaku seseorang. Orang yang berteman dengan orang yang baik kemungkinan besar ia akan baik. Sebaliknya orang yang berteman dengan orang jahat kemungkinan besar ia akan jahat. Karena itu remaja hendaknya memilih teman yang baik agar ia juga ikut baik. Hal ini telah dimisalkan oleh Rasulullah saw melalui ungkapannya: “Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (solehah) dan teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan menciptakan minyak wanginya itu atau engkau membeli darinya atau engkau hanya akan mencium aroma harumnya itu. Sedangkan peniup api tukang besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau yang tidak sedap”. (HR. Bukhari)

3.       Akhlak mulia dan akhlak tercela
a.       Akhlak mulia : jujur, suka memberi kepada sesama, tawadhu’, tabah, tinggi cita-cita, pemaaf, kasih sayang terhadap sesama, menghormati orang lain, qona’ah, sabar, malu, pemurah, berani membela kebenaran, menjaga diri dari hal-hal yang haram.
b.      Akhlaktercela :
·         Keji, pintar buruk, bodoh, yaitu keadaan jiwa yang terlalu pintar atau tidak menentukan yang benar diantara yang salah karena bodohnya.
·         Berani tapi sembrono, penakut, dan lemah, yaitu kekuatan amarah yang tidak bisa dikekang atau tidak pernah dilakukan, sekalipun sesuai dengan kehendak akal.
·         Rakus dan statis, yaitu keadaan syahwat yang tidak terdidik oleh akal dan syariat agama, berarti ia bisa berlebihan atau sama sekali tidak berfungsi.

·         Aniaya, yaitu kekuatan syahwat dan amarah yang tidak terbimbing oleh hikmah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar